Dirgahayu yang ke-50 Tahun Desa Sindangkasih: Refleksi Emas Perjalanan Pembangunan Desa di Ranomeeto Barat


Ranomeeto Barat, 14 Oktober 2012 — Suasana haru dan bangga menyelimuti seluruh warga Desa Sindangkasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-50 desa tercinta mereka. Perayaan setengah abad ini menjadi momen bersejarah yang tak hanya menandai usia, tetapi juga mencerminkan perjalanan panjang perjuangan, pengorbanan, serta pencapaian kolektif masyarakat desa dari masa ke masa.

Sejak pagi hari, ratusan warga dari berbagai dusun memadati lapangan utama desa, tempat digelarnya upacara pembukaan yang khidmat. Bendera merah putih dikibarkan dengan gagah diiringi lagu kebangsaan, menandakan betapa kuatnya semangat nasionalisme yang tumbuh di tengah masyarakat pedesaan. Kepala Desa Sindangkasih saat itu, menyampaikan pidato penuh inspirasi tentang pentingnya mengenang jasa para pendiri desa, serta melanjutkan cita-cita mereka dengan kerja nyata.

“Lima puluh tahun yang lalu, para orang tua kita memulai semuanya dengan tangan kosong, hanya bermodalkan tekad dan semangat kebersamaan. Hari ini, kita berdiri di atas hasil perjuangan mereka. Mari kita lanjutkan pembangunan dengan kebersamaan, kejujuran, dan gotong royong,” ujarnya di hadapan masyarakat dan para undangan.

Rangkaian Kegiatan Budaya dan Sosial

Peringatan HUT ini dirangkai dengan berbagai kegiatan yang berlangsung selama dua hari penuh. Kegiatan dimulai dengan pawai budaya yang menampilkan keragaman adat istiadat dan pakaian tradisional dari berbagai suku yang mendiami Desa Sindangkasih, seperti Tolaki, Bugis, dan Buton. Anak-anak hingga orang dewasa ikut serta memeriahkan pawai yang membawa pesan toleransi dan harmoni antarwarga.

Acara dilanjutkan dengan lomba permainan tradisional, seperti tarik tambang, balap karung, dan panjat pinang, yang disambut antusias oleh warga. Tak kalah menarik, pentas seni malam hari menampilkan pertunjukan tari Lulo, nyanyian daerah, dan pembacaan puisi perjuangan oleh pemuda desa.

Selain hiburan, kegiatan bakti sosial juga menjadi sorotan. Pemerintah desa bekerja sama dengan puskesmas setempat mengadakan pengobatan gratis, pemeriksaan kesehatan lansia, serta penyerahan bantuan sembako kepada warga kurang mampu. Ini menjadi bukti bahwa peringatan ulang tahun desa tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Harapan untuk Masa Depan

Tokoh adat dan sesepuh desa, Haji Muh. Said, dalam sesi renungan malam mengajak generasi muda untuk tidak melupakan akar budaya dan perjuangan yang telah dirintis oleh para leluhur.

“Kita boleh maju dan berkembang mengikuti zaman, tapi jangan pernah meninggalkan jati diri kita sebagai orang desa yang berbudaya, jujur, dan saling membantu,” tegasnya.

Peringatan HUT ke-50 Desa Sindangkasih ditutup dengan pemotongan tumpeng, doa bersama lintas agama, dan pesta kembang api sederhana yang menyemarakkan langit malam Ranomeeto Barat. Suasana penuh kekeluargaan, tawa, dan air mata kebahagiaan menggambarkan keberhasilan sebuah komunitas yang selama lima dekade ini terus berjuang membangun dari bawah, menjaga harmoni, dan memperkuat ikatan sosial.

Penutup

Dirgahayu ke-50 Desa Sindangkasih bukan hanya selebrasi usia, melainkan juga panggilan untuk terus membangun desa yang lebih baik, adil, dan sejahtera. Dengan semangat “Bersatu, Berkarya, Berdaya”, masyarakat Desa Sindangkasih siap menapaki babak baru dalam pembangunan desa, menyongsong masa depan yang lebih cerah bagi anak cucu mereka.

Post a Comment

Berikan saran dan masukan yang sifatnya membangun.

Lebih baru Lebih lama